MAKHLUK-MAKHLUK BERCAHAYA

Posted by MoSAs

Thomas Edison adalah seorang ilmuwan terbesar di dunia. Sekitar seratus dua puluh tahun telah berlalu sejak ia menemukan bola lampu. Dalam masa ini, bola lampu telah menjadi bagian penting kehidupan manusia. Kini, jutaan bola lampu mungil bersama-sama menerangi kota-kota besar di seluruh dunia. Penerangan menjadi suatu simbul penting bagi peradaban ini. Namun, ada sumber penerangan lain. Kita tentunya pernah menjumpai cahaya kecil yang menerangi kegelapan malam hari. Cahayanya begitu kuat dan terang, namun sumber penerangan ini sangatlah berbeda dengan bola lampu. Bahkan ia sama sekali bukanlah benda, melainkan makhluk hidup. Ia adalah seekor kunang-kunang,,

JARINGAN INFORMASI PADA LUMBA-LUMBA MENGUNGGULI INTERNET

Posted by MOsAs

Temuan-temuan seorang ahli zologi telah memandu para insinyur yang membangun jaringan-jaringan rumit seperti World Wide Web dan jejaring kisi-kisi listrik ke arah baru: lumba-lumba. David Lusseau dari Universitas Otago memelajari suatu kelompok yang terdiri atas 64 lumba-lumba hidung botol selama rentang masa tujuh tahun. (1) Ia menemukan di antara mereka adanya suatu tatanan sosial yang mirip dengan yang ada pada manusia dan jaringan buatan manusia...

HATI MENEMUKAN KEDAMAIAN DENGAN MENGINGAT ALLAH

Posted by MoSaS

Menurut penelitian oleh David B Larson dan timnya dari the American National Health Research Center [Pusat Penelitian Kesehatan Nasional Amerika], pembandingan antara orang Amerika yang taat dan yang tidak taat beragama telah menunjukkan hasil yang sangat mengejutkan. Sebagai contoh, dibandingkan mereka yang sedikit atau tidak memiliki keyakinan agama, orang yang taat beragama menderita penyakit jantung 60% lebih sedikit, tingkat bunuh diri 100% lebih rendah, menderita tekanan darah tinggi dengan tingkat yang jauh lebih rendah, dan angka perbandingan ini adalah 7:1 di antara para perokok...


Sebuah pokok bahasan yang dipaparkan dalam buku The Evolution Deceit (Keruntuhan Teori Evolusi), bab “The Real Essence of Matter” ("Hakikat Materi yang Sesungguhnya"), juga dalam buku Matter: The Other Name for Illusion (Materi: Nama Lain dari Ilusi); Idealism, The Philosophy of the Matrix and the True Nature of Matter (Idealisme, Filsafat Matriks, dan Sifat-Dasar Materi yang Sebenarnya), Eternity Has Already Begun (Keabadian Telah Dimulai); Timelessness and the Reality of Fate (Ketiadaan Waktu dan Hakikat Takdir) and Knowing the Truth (Memahami Kebenaran) telah dipermasalahkan oleh sejumlah orang. Disebabkan salah memahami inti pokok bahasan tersebut, orang-orang ini mengatakan bahwa apa yang diuraikan dalam rahasia di balik materi adalah sama dengan ajaran Wahdatul Wujud.
Izinkan kami menyatakan di awal bahwa penulis buku ini adalah seorang yang beriman dan memegang teguh ajaran Ahlus Sunnah dan tidak mendukung pandangan Wahdatul Wujud.
Akan tetapi, patut diingat bahwa Wahdatul Wujud pernah didukung oleh sejumlah ulama Islam terkemuka termasuk Muhyiddin Ibnu 'Arabi. Adalah benar bahwa banyak ulama Islam terkemuka yang menjelaskan gagasan tentang Wahdatul Wujud di masa lampau melakukannya dengan menggunakan sejumlah pokok bahasan yang terdapat dalam buku-buku penulis. Namun, apa yang diuraikan dalam buku-buku tersebut tidaklah sama dengan Wahdatul Wujud.
Sebagian dari mereka yang mendukung pandangan Wahdatul Wujud tenggelam dalam sejumlah pandangan keliru dan membuat sejumlah pernyataan yang bertentangan dengan Al Qur'an serta ajaran Ahlus Sunnah. Misalnya, mereka sama sekali menolak penciptaan oleh Allah.
Namun, ketika pokok bahasan rahasia di balik materi dikemukakan, tidak ada sama sekali pernyataan serupa. Bab ini menjelaskan bahwa segala sesuatu diciptakan oleh Allah, dan wujud asli segala sesuatu ini terlihat olehNya sedangkan manusia hanya melihat bayangan atau penampakan segala sesuatu ini yang terbentuk dalam otak mereka.
Gunung, dataran, bunga, manusia, lautan -- singkatnya segala sesuatu yang kita saksikan dan segala sesuatu yang Allah beritakan kepada kita dalam Al Qur'an sebagai wujud yang ada dan yang Dia ciptakan dari ketiadaan, adalah diciptakan dan benar-benar ada. Akan tetapi, manusia tidak dapat melihat, merasakan atau mendengarkan sifat-dasar hakiki dari segala ciptaan ini melalui indra mereka. Apa yang mereka lihat dan rasakan hanyalah salinan dari apa yang muncul dalam otak mereka. Ini adalah fakta ilmiah yang diajarkan di seluruh sekolah kedokteran. Hal yang sama berlaku pula dengan tulisan yang kini sedang Anda baca; Anda tidak dapat melihat atau menyentuh sifat-dasar atau wujud sesungguhnya dari tulisan ini. Cahaya yang datang dari tulisan asli diubah oleh sejumlah sel-sel pada mata Anda menjadi sinyal-sinyal listrik, yang kemudian dibawa dan diteruskan ke pusat penglihatan di bagian belakang otak Anda. Di sinilah penampakan tulisan ini terbentuk. Dengan kata lain, Anda tidak sedang membaca sebuah tulisan di depan mata Anda melalui mata Anda; kenyataan yang sesungguhnya adalah tulisan ini terbentuk di dalam pusat penglihatan di bagian belakang otak Anda. Tulisan yang sedang Anda baca sekarang adalah "salinan tulisan" di dalam otak Anda. Tulisan yang asli terlihat oleh Allah.
Kesimpulannya, fakta bahwa materi (benda) adalah sebuah ilusi (bayangan/penampakan) yang terbentuk di dalam otak kita bukan berarti "menolak" keberadaan materi, akan tetapi justru memberi kita pengetahuan tentang sifat-dasar sesungguhnya tentang materi: bahwa tak seorang pun mampu berhubungan langsung dengan wujud asli materi.
TERDAPAT MATERI (BENDA) DI LUAR KITA, TAPI KITA TIDAK DAPAT MENGGAPAINYA
… [M]engatakan bahwa materi adalah sebuah ilusi (bayangan) bukan berarti bahwa materi tidak ada. Justru sebaliknya: apakah kita merasakannya atau tidak, dunia fisik benar-benar ada. Akan tetapi kita menyaksikannya sebagai sebuah salinan di dalam otak kita, dengan kata lain, sebagai sebuah penafsiran dari indra kita. Karenanya, bagi kita, dunia fisik dari materi adalah sebuah ilusi (bayangan).
Materi di luar terlihat tak hanya oleh kita, tapi oleh makhluk lain pula. Para malaikat Allah yang ditugaskan sebagai pengawas menyaksikan dunia ini juga:
(yaitu) ketika dua orang malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri. Tiada suatu ucapan pun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir. (QS. Qaaf, 50: 17-18)
Yang terpenting, Allah menyaksikan segala sesuatu. Dia menciptakan dunia ini dengan seluruh rinciannya dan melihatnya dalam berbagai wujudnya. Sebagaimana Dia beritahukan kepada kita dalam Al Qur'an:
…Bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. (QS. Al Baqarah, 2: 233)
Katakanlah: "Cukuplah Allah menjadi saksi antara aku dan kamu sekalian. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mengetahui lagi Maha Melihat akan hamba-hambaNya". (QS Al Israa', 17: 96)
Tidak boleh dilupakan bahwa Allah menyimpan catatan segala sesuatu dalam kitab yang disebut Lauh Mahfuzh (Kitab Yang Terpelihara).
Sekalipun jika kita tidak melihat segala sesuatu, semua itu ada dalam Lauh Mahfuzh. Allah mewahyukan bahwa Dia menyimpan catatan segala sesuatu dalam "Induk Al Kitab" yang dinamakan Lauh Mahfuzh dalam ayat-ayat berikut:
Dan sesungguhnya Al Qur'an itu dalam induk Al Kitab (Lauh Mahfuzh) di sisi Kami, adalah benar-benar tinggi (nilainya) dan amat banyak mengandung hikmah. (QS. Az Zukhruf, 43: 4)
… dan pada sisi Kami pun ada kitab yang memelihara (mencatat). (QS. Qaaf, 50: 4)
Tiada sesuatu pun yang ghaib di langit dan di bumi, melainkan (terdapat) dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh). (QS. An Naml, 27: 75)

0 Response to "RAHASIA DI BALIK MATERI TIDAK SAMA DENGAN WAHDATUL WUJUD"

    &ltFONT > Hijri / Islamic Calendar

    Pasang Iklan di Blog ini


    Masukkan Code ini K1-7E72A4-X
    untuk berbelanja di KutuKutuBuku.com

    Best Book Online